Kamis, 24 Januari 2013

KARMA_PALA


Karmaphala terdiri dari dua kata yaitu karma dan phala, berasal dari bahasa Sanskerta. "Karma" artinya perbuatan dan "Phala" artinya buah, hasil, atau pahala. Jadi Karmaphala artinya hasil dari perbuatan seseorang.
Kita percaya bahwa perbuatan yang baik (subha karma) membawa hasil yang baik dan perbuatan yang buruk (asubha karma) membawa hasil yang buruk. Jadi seseorang yang berbuat baik pasti baik pula yang akan diterimanya, demikian pula sebaliknya yang berbuat buruk, buruk pula yang akan diterimanya. Karmaphala memberi keyakinan kepada kita untuk mengarahkan segala tingkah laku kita agar selalu berdasarkan etika dan cara yang baik guna mencapai cita- cita yang luhur dan selalu menghindari jalan dan tujuan yang buruk.
Phala dari karma itu ada tiga macam yaitu:
1 Sancita Karmaphala Phala dari perbuatan dalam kehidupan terdahulu yang belum habis dinikmati dan masih merupakan benih yang menentukan kehidupan kita sekarang.
2 Prarabda Karmaphala Phala dari perbuatan kita pada kehidupan ini tanpa ada sisanya lagi.
3 Kriyamana Karmaphala Phala perbuatan yang tidak dapat dinikmati pada saat berbuat sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang.

Dengan pengertian tiga macam Karmaphala itu maka jelaslah, cepat atau lambat, dalam kehidupan sekarang atau nanti, segala pahala dari perbuatan itu pasti diterima karena sudah merupakan hukum.
https://docs.google.com/file/d/0Bzwlci05iX-KLWRhYktCWE9Benc/edit 

read more

Dewata Nawa Sanga, 9 Dewa Peguasa Mata Angin

Dewata Nawasanga adalah sembilan dewa atau manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang menjaga atau menguasai sembilan penjuru mata angin. Sembilan dewa itu adalah Dewa Wisnu, Sambhu, Iswara, Maheswara, Brahma, Rudra, Mahadewa, Sangkara, dan Siwa.
2. Penjelasan Tentang Atribut Dewata Nawasanga
a. Dewa Wisnu
Arah : Utara/Uttara
Pura : Batur
Aksara : Ang
Senjata : Cakra
Warna : Hitam
Urip : 4
Panca Wara : Wage
Sapta Wara : Soma
Sakti : Dewi Sri
Wahana : Garuda
Fungsi : Pemelihara
b. Dewa Sambhu
Arah : Timur Laut/Airsanya
Pura : Besakih
Aksara : Wang
Senjata : Trisula
Warna : Biru/Abu-Abu
Urip : 6
Panca Wara :
Sapta Wara : Sukra
Sakti : Dewi Mahadewi
Wahana : Wilmana
c. Dewa Iswara
Arah : Timur/Purwa
Pura : Lempuyang
Aksara : Sang
Senjata : Bajra
Warna : Putih
Urip : 5
Panca Wara : Umanis
Sapta Wara : Redite
Sakti : Dewi Uma
Wahana : Gajah Putih
d. Dewa Maheswara
Arah : Tenggara/Ghnenya
Pura : Goa Lawah
Aksara : Nang
Senjata : Dupa
Warna : Dadu/Merah Muda
Urip : 8
Panca Wara :
Sapta Wara : Wrhaspati
Sakti : Dewi Laksmi
Wahana : Merak
e. Dewa Brahma
Arah : Selatan/Daksina
Pura : Andakasa
Aksara : Bang
Senjata : Gada
Warna : Merah
Urip : 9
Panca Wara : Paing
Sapta Wara : Saniscara
Sakti : Dewi Saraswati
Wahana : Angsa
Fungsi : Pencipta
f. Dewa Rudra
Arah : Barat Daya/Nairiti
Pura : Uluwatu
Aksara : Mang
Senjata : Moksala
Warna : Jingga
Urip : 3
Panca Wara :
Sapta Wara : Anggara
Sakti : Dewi Samadhi
Wahana : Kerbau Putih
g. Dewa Mahadewa
Arah : Barat/Pascima
Pura : Batukaru
Aksara : Tang
Senjata : Naga Pasa
Warna : Kuning
Urip : 7
Panca Wara : Pon
Sapta Wara : Buda
Sakti : Dewi Sanci
Wahana : Naga
h. Dewa Sangkara
Arah : Barat Laut/Wayabhya
Pura : Puncak Mangu
Aksara : Sing
Senjata : Angkus
Warna : Hijau/Welis
Urip : 1
Panca Wara :
Sapta Wara : Sukra
Sakti : Dewi Rodri
Wahana : Singa
i. Dewa Siwa
Arah : Tengah/Madya
Pura : Besakih
Aksara : Ing/Yang
Senjata : Padma
Warna : Panca Warna
Urip : 8
Panca Wara : Kliwon
Sapta Wara :
Sakti : Dewi Durga
Wahana : Lembu
Fungsi : Pelebur
3. Penjelasan Tentang Pura
a. Pura Batur terletak di Kabupaten Bangli
b. Pura Besakih terletak di Kabupaten Karangasem
c. Pura Lempuyang di Kabupaten Karangasem
d. Pura Goa Lawah terletak di Kabupaten Klungkung
e. Pura Andakasa terletak di Kabupaten Karangasem
f. Pura Uluwatu terletak di Kabupaten Badung
g. Pura Batukaru terletak di Kabupaten Tabanan
h. Pura Puncak Mangu terletak di Kabupaten Badung
https://docs.google.com/file/d/0Bzwlci05iX-KLXF0S2lMZjVtams/edit

read more

TRI MALA dan CATUR PATAKA

Tri Mala adalah tiga bentuk perilaku manusia yang sangat kotor.  Terdiri dari :

1. Kasmala, yaitu perbuatan yang hina dan kotor.
2. Mada, yaitu perkataan pembicaraan yang dusta dan kotor.
3. Moha, yaitu pikiran, perasaan, yang curang dan angkuh.
Catur Pataka adalah empat tingkatan dosa sesuai dengan jenis karma yang menjadi sumbernya yang dilakukan oleh manusia yaitu Pataka, Upa Pataka, Maha Pataka dan Ati Pataka. Setiap bagian Pataka ini memiliki beberapa pokok-pokok ajaran yaitu:

1. Pataka terdiri dari:

  • Brunaha (menggugurkan bayi dalam kandungan),
  • Purusaghna (menyakiti orang),
  • Kaniya Cora (mencuri perempuan pingitan),
  • Agrayajaka (bersuami istri melewati kakak), dan
  • Ajnatasamwatsarika (bercocok tanam tanpa masanya).

2. Upa Pataka terdiri dari:

  • Gowadha (membunuh sapi),
  • Jawatiwadha (membunuh gadis),
  • Balawadha (membunuh anak),
  • Agaradaha (membakar rumah/ merampok).

3. Maha Pataka terdiri dari:

  • Brahmanawadha (membunuh oarang suci/ pendeta),
  • Surapana (meminim alkohol/ mabuk),
  • Swarna stya (mencuri emas),
  • Kanyawighna (memperkosa gadis), dan
  • Guruwadha (membunuh guru).

4. Ati Pataka terdiri dari:

Swaputribhajana (memperkosa saudara perempuan),
Matrabhajana (memperkosa ibu),
Linggagrahana (merusak tempat suci).
https://docs.google.com/file/d/0Bzwlci05iX-KVzN3X0lBdTc4dnM/edit 

read more

Makna Penggunnaan Sanggah Cucuk dalam Rangkaian Upacara Bhuta Yadnya

      pelaksanaan upacara Bhuta Yadnya yang dilakukan oleh umat Hindu pada intinya adalah untuk menetralkan kekuatan-kekuatan yang berlebihan. karena keberadaan kekuatan yang berlebihan dan tak terkontrol di alam ini akan dapat berdampak negatif pada alam itu sendiri. sebagai contoh, keberadaan air merupakan sesuatu yang vital yang sangat diperlukan dalam kehidupan ini baik dalam rangka meneruskan kehidupan ataupun misalnya untuk pertanian dalam arti luas. dengan demikian berarti air tidak bisa dilepaskan dari kehidupan didunia ini, akan tetapi air yang tidak terkendali pastilah akan mendatangkan bencana seperti halnya Tsunami, Air Bah, Banjir, Lahar Dingin yang akan bisa mendatangkan bencana. Disinilah sangat penting dilaksanakannya upacara Bhuta yadnya yang dapat menetralisir segala bentuk kekuatan yang berlebihan yang dapat berakibat negatif pada alam dan kehidupan.
      Pelaksanaan upacara Bhuta Yadnya dilakukan dengan segala kelengkapan upakaranya. mengenai perangkat-perangkat upacara Bhuta yadnya akan kami sampaikan sebagai berikut :
1. Sanggah Cucuk, 2. Tenggala (Bajak), Lampit, dan Tulud, 3. Api Prakpak (danyuh), 4. Sapu Lidi, 5.Kulkuk (kentongan), 6. Arak-Berem, 7. Daun Nagasari, dan 8. Kober Rsi Gana
          kemudian akan timbul pertanyaan dalam hati dan pikiran kita, Kenapa dalam pelaksanaan upacara Bhuta Yadnya juga harus menggunakan sarana Sanggah Cucuk?. untuk itu kita bahas dulu bentuk sanggah cucuk. bentuk segitiga pada sanggah cucuk tersebut memiliki makna sebagai simbul adanya tiga kekuatan Sang Hyang Widhi sebagai kekuatan menguji keimanan manusia
https://docs.google.com/file/d/0Bzwlci05iX-KbFBDZFd5aGY3Y0E/edit 

read more

AKIBAT TRI GUNA dan DASA MALA



read more